Kenapa disaaat terjatuh kita ingin seseorang memeluk kita atau sekedar menemani kita? mengapa juga ketika disaat kita inginkan seseorang untuk tempat kita mengadu?
Mungkin kita akan menjadi sakit kembali ketika melihat atau mendengar seseorang yang kebetulan mirip dan dekat dengan orang yang pernah melukai kita. adakalanya dengan ketakutan dan kebingungan kita memutuskan tidak akan pernah percaya dan mencintai siapapun lagi. kitapun merasakan senang jika ada seseorang yang selalu disisi kita disaat sedih maupun disaat senang.
Seseorang yang selalu membantu kita tanpa mengharap apapun selain senyuman kita yang mengerti, yang memahami dan menerima kita apa adanya. beberapa dari kita menyebutnya sahabat perjalanan hidup sebagian lebih sederhana mengatakan teman seperjuangan bagi yang romantis menyatakan kekasih hati. teruntuk yang telah menikah mengakui bahwa tuhan menciptakan kita agar tidak merasakan kesepian. sejauh mana beda dari semua itu?
Kenapa bersahabat?
benarkah hidup terlalu keras untuk dijalani seorang diri? atau karena kita ingin menumpahkan rasa sayang dan cinta yang ada dalam hati. mungkin karena kita memiliki sesuatu yang sejalan hingga kita menyamakan orang lain dengan apa yang kita rasakan.
Sungguh! betapa sulit mencari sahabat diwaktu kita tengah merasakan kesusahan. dan benarlah betapa mudah mengajak seseorang untuk bergabung dalam kegembiraan. memang.... kita semua begitu tidak menyukai penderitaan, meski kita tahu tidaklah mungkin bisa lepas darinya. meski kita semua tahu hidup hanyalah ritme bergantian antara kesedihan dan kesenangan. walau kita sadar kebahagiaan hanya milik orang-orang yang pernah menderita dahulu, dan tiap orang pastilah punya arti sendiri dalam memaknai penderitaan dan kebahagiaan.
Siapa yang kau anggap sahabat?
Apakah seseorang yang tidak pernah menyakitimu?
Mungkin seseorang yang tidak akan pernah meninggalkanmu?
Betulkah seseorang yang kamu memutuskan untuk mempercayainya, atau seseorang yang tidak pernah mengatakan kebaikannya kepadamu.
Seumpama kita bisa mendengar hati orang lain dan memang benar mau mendengar. tak pernah ada yang mempunyai cita-cita untuk menjadi orang jahat dan hidup tidak bahagia. seandainya kita bisa melihat dan memang benar mau melihat.
Disaat kita tiba-tiba merasa perduli dengan seseorang, kita seolah bisa merasakan apa yang sedang menjadi bebannya dan kita ingin meringankannya. namun terkadang kita sangat acuh kepada seseorang yang benar-benar membutuhkan kita.
Apa yang kita cari?
Untuk siapa dan untuk apa kita diciptakan didunia ini?
Apa beda kita dengan orang lain?
Sedalam kelemahan kita harusnya kita lebih sering berkata" Maaf " dibanding " Aku " jika kita memang menganggapnya sahabat. setingi keinginan kita seharusnya kita lebih berbahagia berkata " Aku tidak mau merepotkanmu " dibanding " Mengertilah diriku " jika kita telah mengerti bahwa dia sahabat kita.
Membayangkan kita berbahagia sendiri sedang sahabat-sahabat kita kesusahan haruskah kita makan dan tidur dengan tenang?
Mungkin lebih baik semua sahabat telah berbahagia dan kita turut berbahagia mesti itu harus berbohong demi perasaan itu. karena surga masih terlalu luas untuk semua ini, kenapa tidak berbagi?
Bertahanlah, karena sahabatmu adalah semua yang pernah hadir dalam hatimu. berterimakasihlah, sahabatmu adalah semua yang telah membentukmu hingga kau menjadi seperti sekarang ini. bersiaplah, karena kamu masih akan kehilangan banyak sahabat untuk menemukan sahabat-sahabat baru sepanjang perjalanan hidupmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar