Jumat, 07 Desember 2012

CERITA SAJA

Hampir 2 tahun ku jalani hubungan dengan kekasih,
aku dan tasya menjalani kebiasaan seperti biasanya. Kemana-mana kami selalu berdua.
Disaat kami di sebuah café, tasya bilang padaku kalau dia akan sangat sibuk dengan skripsinya
dan berharap aku sabar untuk menunggunya selesai hingga sidang.
Semenjak itu kami jadi jarang bertemu tetapi masih berkomunikasi lewat telepon atau SMS.

Lagi apa kak?”, SMS dari tasya yang ku baca. “kakak” adalah panggilan sayang buatku dan aku memanggil dia “adek”.
Lagi maen game nih, dek. adek jangan lupa makan ya”, balasku melalui SMS ke tasya.
Aku asik sekali maen game dan salah satunya game chatting.
Keingintahuanku semakin besar setelah mengenal game yang baru ku kenal.
Ku otak atik isinya dan masuk sebuah ruang percakapan. Tak sengaja ada seseorang masuk di ruangan itu dan kamipun berbincang berdua.



“Hai”, sambutnya.Aku terdiam tak membalas karena aku tak terbiasa bercakap dengan orang asing.
Sedihnya suasana hari ini”, curhatnya si cewek itu.
Karena ketidaktegaanku, aku bertanya “Sedih kenapa?”.
Boleh aku curhat padamu? Hal yang pribadi”
Boleh”, jawabku singkat.
Aku bingung, aku punya teman yang sudah ku anggap abangku sendiri dan dia menyatakan perasaannya padaku.
Ingin menolak tapi aku tak tega kalau dia bersedih karena perasaanku ke dia hanya sebatas seperti saudara, baiknya aku harus gimana?”, tanyanya.



Jujurlah padanya, itu akan lebih baik daripada menggantungkan perasaannya”, jawabku.
Nih kebetulan dia lagi online
aku invite dia ke ruangan ini ya”.
Ada seseorang cowok masuk diruangan chat dari sebuah game chatting yang baru ku jamah ini.
Halo bang”, sambutnya cewek itu ke cowok yang dia ceritakan tadi.
Hai anggitha”, jawab lelaki itu.
Sini bang, anggitha mau bicara penting sama abang...
Oh iya kenalin ini abang irfan”. Aku hanya terdiam menyimak mereka karena akupun tak mau ikut campur masalah mereka.
Hai yusuf”, sapa pria itu yang mempunyai nickname irfan
Hai friend”, sahutku.

abang, anggitha minta maaf gak bisa menerima pernyataan abang, anggitha hanya bisa mengganggap abang hanya sebatas saudara, tidak lebih”, akunya anggitha.
Oh! Apa karena  yusuf?”, Tanya laki-laki itu
Aku langsung kaget, kenapa aku?
hah? Kok aku friend?
Aku baru kenal dengan anggitha, jangan salah paham.
Aku juga sudah punya pacar kok. Jangan libatkan aku dalam masalah kalian”, jelasku.



Iya bang, jangan libatkan yusuf dengan masalah ini,
dia tak tahu apa-apa”, anggitha membelaku.
Oke anggitha, terima kasih atas pengakuannya,
mungkin aku gak akan mengganggu anggitha lagi setelah ini, pamit dulu ya, bye”, laki-laki itu meninggalkan obrolan mendadak.
Yah, mungkin karena sakit hati karena ditolak dan tak bisa berlama-lama berbincang dengan orang yang dia cintai itu.
yusuf, makasih ya udah mau dengerin ceritaku tadi,
tak pernah aku merasa lega seperti ini setelah cerita masalahku ke orang yang baru ku kenal”.
Sama-sama anggitha,
aku pamit dulu ya, mau keluar
Aku offline dari game itu karena masih tak paham permainannya.


 Keesokannya, aku login lagi game itu.
Ku lihat ada inbox dari cewek kemarin, anggitha.
 Isi inboxnya “yusuf, punya facebook gak?
Add punyaku ya. anggitha putri@xxxxx.xxx”
Aku biarkan saja karena itu hal yang tak penting.


Keesokannya lagi dia memberikan nomer handphone lewat inbox (lagi).
Tetap aku biarkan.
Baru keesokannya lagi dia meng-invite aku ke sebuah ruangan pribadi.
Sudah 4x ku tolak,
untuk yang ke 5x aku terima karena pikirku pasti hal yang penting,
kalau tidak, mana mungkin dia terus menghubungiku lewat pesan inbox.



Hai yusuf, lama gak jumpa, apa kabar?”, tanyanya setelah aku menerima invite dari dia.
Hai juga anggitha, kabarku baik”, jawabku dengan cuek.
yusuf, kenapa tak pernah membalas satupun inbox dari aku?
Apa aku salah ya?”, tanyanya lagi.
 Gak kok anggitha”, jawabku.
 yusuf, aku ingin punya temen ngobrol,


sebenernya aku gak punya teman yang bisa aku percaya.
Tapi kenapa kalau dengan kamu, aku merasa nyaman.
Ingin ku ceritakan hal yang selalu membuatku dilema.
Aku punya sakit kanker otak stadium akhir dan akan menjalani operasi di Singapura 1 bulan lagi.
Itulah sebabnya aku ingin dekat denganmu dan aku merasa membutuhkanmu yusuf.
Mendengar pengakuan dari anggitha membuatku tercengang.
Kenapa dia mudah menceritakannya padaku hal yang sangat privasi itu?

Ya Tuhan anggitha, serius?”, tanyaku dengan kaget.
Iya serius, kalau tak percaya ya tak apa-apa,
aku hanya ingin mengeluarkan kegelisahanku dengan penyakit yang ku derita ini.
Aku tak tahu harus bercerita ke siapa
Kata-kata anggitha seperti nada yang amat sedih.



Semenjak itu aku mencoba membuat anggitha memiliki semangat hidup agar dia nanti bisa melewati operasinya dengan lancar.
Dan karena anggitha pula aku jadi hampir melupakan kekasihku sendiri, tasya.
Aku dan tasya menjadi jarang berkomunikasi.
Yang biasanya 1 hari ada saling SMS lebih dari 20x,
namun lama-lama menjadi 4-5 kali dalam seminggu.
aku rajin menelponnya dan dia menjadi lebih ceria dari biasanya.
Aku senang melihatnya gembira karena tujuanku hanya ingin membantunya bersemangat melawan penyakitnya itu.



1 minggu sebelum anggitha operasi,
dia mengutarakan isi hatinya padaku.
Aku tak bisa menjawab karena aku mempunyai kekasih dan tak ingin melukai anggitha yang dalam kondisi yang masih sakit.
Ya Tuhan, apa yang harus ku perbuat?”,
batinku bimbang.



Keesokan harinya, Tuhan menunjukkan sesuatu hal yang tak mengenakkan.
Ku lihat tasya berjalan berdua dengan seorang laki-laki dan sangat mesra.
Yang aku tahu laki-laki itu kuliah di kampus swasta.
Aku menghampirinya.dan di dalam pikiran ada niat spontan tuk langsung memukulnya..
tetapi hatiku melarang.. dan berbisik tuk tetap tenang..
ku coba meredam amarah ini..setelah mendekat kusapa tasya..
Hai tasya, siapa nih?
Pacar kamu ya?
Kenalin dong”, Ucapku dengan nada sok bersahabat meski menahan luka.
Oh ini.. dia..”, tasya kebingungan.
Hai, aku ”,leo laki-laki itu langsung mengenalkan dirinya dan kami berjabat tangan.
Aku tinggal dulu ya tasya, leo”,
sahutku cepat karena tak kuat melihat mereka.



Setelah meninggalkan mereka, aku mampir ke sebuah café,
sendirian, menenangkan suasana hatiku.
Beberapa menit kemudian,
bunyi handphone menandakan ada pesan masuk.
yusuf, kamu baik-baik saja?
Perasaanku tak enak.
Aku gak mau kamu kenapa-kenapa,
aku sangat menyayangimu
itulah isi pesan dari anggitha.


Gak apa-apa kok anggitha,
kamu istirahat sanah biar baikan”,
balasku lewat pesan ke anggitha dan tak ingin menceritakan kejadian tadi padanya
karena tak ingin membuatnya kepikiran,
yusuf..jangan pergi dariku ya,
jangan pernah tinggalin aku”, isi SMS dari anggitha lagi.



Aku tak membalasnya
karena sibuk mengatur suasana hatiku yang hampir lebur
Malamnya, tasya mengirim SMS padaku “yusuf, maafin aku, aku tak bermaksud melukaimu,
aku tergoda dengan leo,
aku sudah memutuskan leo dan kami sempat jalan 1 bulan selama kita masih jalan,
aku menyesal.
Maukah kamu kembali padaku?”.
Maaf tasya, udah jalannya kita seperti ini, aku tak bisa lagi”, balasku ke tasya.

Tasya terus menerus menghubungiku
tapi tak satupun aku angkat karena aku udah tak peduli lagi dengannya.
Pikiranku sekarang beralih ke anggitha,
dia masih menunggu jawaban hatiku.anggitha, sedang baik kah?


jangan melamun terus nanti disamber setan loh, haha”, Pesan SMSku ke anggitha dengan candaan.
yusuf, jangan cerita hantu ah,
gak tahu orang lagi dirumah sakit gini, merinding tau!”,balasannya padaku.
Tak lama kemudian, ku menelepon anggitha
kami berbincang lama sekali dengan diiringi candaan.
anggitha menyembuhkan lukaku dalam sekejap.
Kelucuan anggitha akan takut dengan hantu membuatku tertawa lepas.



Hari dimana anggitha akan di operasi ke Singapura tiba,
anggitha mengirim pesan padaku kalau nanti setibanya di Changi Airport,
dia pasti mengabariku lagi.
2 jam kemudian.
yusuf, aku udah di Changi nih, mau ku bawain oleh-oleh apa? Hatiku ya? Hahaha


Disini aku malu sekali, masa harus memakai kursi roda”, cerita angitha lewat SMS.
Haha, bisa aja kamu anggitha.
Iya gak apa-apa kan pake kursi roda,
yang penting kamu selamat sampai di rumah sakit.
anggitha, aku ingin bilang padamu. Aku sayang kamu.
Berjuanglah untuk kesembuhanmu dan hiduplah dengan keceriaanmu.
Dunia menunggumu dan aku menanti senyumanmu dihadapanku nanti”,
jawabku membalas SMS anggitha tetapi handphone-nya mati.



Aku gelisah, menunggu beberapa hari yang tak kunjung ada kabar darinya.
Aku selalu berdoa pada Tuhan agar anggitha semakin baik dan sembuh.
Setelah sebulan lewat,
ada SMS dengan nomer yang tak ku kenal.
Langsung ku buka isi pesan itu.
Ini kak yusuf ya?
Aku Vita, saudara dari anggitha.

mbak anggita ingin menyampaikan pada kakak kalau dia sangat mencintai kakak.
Tahu gak kak?
dia berjuang sembuh demi kakak,
setelah sebulan dia koma dan baru kemarin dia siuman dengan menyebut nama kakak terus.
Oh iya kak,
Ini mbak anggitha  bandel sekali gak mau makan ..
sebelum aku memberitahu tentang perasannnya ke kak yusuf
bentar ya kak, aku suapin mbak anggitha dulu,
dadah”, isi SMS dari Vita.

Iya Vit, aku yusuf,
wah syukurlah anggitha melewati masa kritisnya,
aku sangat senang. Terima kasih ya Vit, jaga mbak anggitha ya
balasku dengan hati gembira sekali.
Setelah 2 hari, ku menelepon anggitha
tanpa lama dia pun mengangangkatnya.
Begitu ku angkat dengan sapaanku,
suara tawa kecil anggitha mengawali obrolan kami.
Tawanya unik sekali.
Loh kok ketawa, kenapa?
Bukannya disahut malah ketawa duluan”, tanyaku heran
Aku kangen kamu kak yusuf,
aku senang bisa dengar suara kamu lagi setelah sekian lama”, rayunya.
Oh iya anggitha, boleh tahu tempat tinggalmu gak?
Nanti kalau aku waktu, aku akan mendatangimu hehehe.



Rumahku dekat kampus A kok,
kalau sudah sembuh, kita ketemuan di café aja biar enak langsung ngobrol-ngobrol.
iya.. tapi Syaratnya kamu musti bener-bener pulih dulu ya”, balasku via telepon.
Siap boss! Jadi tak sabar bertemu denganmu, kita belum pernah bertemu sama sekali tapi kenapa aku begitu mencintaimu ya,
pake ramuan apa nih dek anggitha?
Pake dukun ya? haha”, ledek ku.
Yeeee.. dikira nyantet apa! Aku getok juga nih kalau ketemu nanti”, jawabnya rada ngambek.
Iya iya, canda ku tuk  anggitha yang cantik, hehehe



Selama 2 jam lebih kami bertelepon.
Hingga tanpa sadar aku tertidur dengan masih memegang handphone.
Seminggu kemudian anggitha mendadak hilang kabar,
aku mencoba menghubungi Vita, adiknya.
Ternyata anggitha pingsan sewaktu dia jalan-jalan sebentar di teras rumah.


Aku benar-benar ingin menjenguknya tapi anggitha melarangku,
dia takut kalau aku akan risih melihat kondisinya yang semakin pucat dan botak.
Tanpa seijinnya, aku sudah sampai didepan rumah anggitha.
Ku bunyikan bel dan yang membukakan pintu adalah sosok gadis kecil manis.
Tak lain pasti si Vita.
mbak kamu gimana Vit?
Boleh aku bertemu dengannya?”, aku mendesak.

Iya mari kak, aku anterin ke kamarnya”, ajaknya.
Ku lihat sosok yang terbaring lemah, kurus dan sangat pucat.
anggitha, tak tega aku melihatmu menderita seperti ini.
Pelan-pelan ku hampiri anggitha.
Dia terbangun karena mendengar suara langkah kakiku.
yusuf kah?”, tanya anggitha penasaran.



Sebisa mungkin aku tahan tangisanku karena tak ingin membuat anggitha sedih.
Aku berusaha ceria untuk menyemangati anggitha..
Tebak dong, kalau gak kenal mending aku pulang aja deh”, jawabku sambil nyengir.
kupegang tanggan anggitha,
kucium telapak tangannya.
Langsung ku peluk anggitha ditempat tidurnya.
Tak sadar air mataku menetes,
anggitha mengelus punggungku.
 Segera aku usap air mataku dan menatap anggitha.


kak yusuf, maaf kalau kondisiku seperti ini.
Itu sebabnya aku melarangmu menemuiku karena tak ingin membuatmu sedih”, ucap anggitha.
Gak perlu minta maaf anggitha,
aku senang bisa menemuimu,
senang bisa bertemu dengan orang yang ku cintai selama ini”, jawabku.
Lalu anggitha pelan-pelan menutup matanya dan tertidur

.
Setiap hari aku menjenguknya,
namun tak ada perkembangan yang lebih baik.
Keesokan harinya lagi, ada yang meneleponku dan aku terbangun.
Kak yusuf.., mbak aanggitha..”, suara Vita yang menangis.
Ada apa dengan mbak anggitha, Vit?, tanyaku dengan jantung berdegup kencang.
mbak anggitha udah gak ada”, jawab Vita.
Syok adalah kata yang tepat mewakili perasaanku.
Aku menangis deras dan semakin deras karena ku tahu anggitha udah pergi ninggalin aku.
Aku mendatangi makam anggitha,
aku menaruh sebuah liontin berbentuk bintang.
Melambangkan kalau dia adalah bintang hatiku..sampai kapanpun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar